![]() |
anggap berdarah |
PASTA GIGI
BERDARAH
-
Ada Sebuah desa dengan pohon beringin besar,
di sebuah tempat duduk yang tidak jauh dari kuburan tetangga. Tinggallah dua
orang sosok cantik dan ganteng.
Mereka berjalan menyusuri lorong gelap, dan mereka saling bertemu. Mereka adalah sosok yang sudah dikenal banyak orang. Kedua insan ini duduk duduk di sebuah tempat duduk yang sepi dari penduduk. Dan percakapan tanpa awal dimulai.
Mereka berjalan menyusuri lorong gelap, dan mereka saling bertemu. Mereka adalah sosok yang sudah dikenal banyak orang. Kedua insan ini duduk duduk di sebuah tempat duduk yang sepi dari penduduk. Dan percakapan tanpa awal dimulai.
-
Tukang dasater: “tenang! Jangan Ge-er
ya.. aku ngajak kamu ke sini bukan karena apa – apa loooh!”
Tukang sate: “Cih… emang elu
siapa gue, kenal aja enggak!”
Tukang dasater: “Ohhh… begitu ya…
selama ini? Siapa coba yang setia nawarin kamu dasater heeh! Aku! Siapa coba
yang setia nagih utang kamu? AKU! Siapa yang
sering ngangkatin jemuran elu? AKU! Elu pura-pura kagak kenal gua! Gua jitak lu
pake batok kepala .. eh kelapa..!”
-
Tukang sate terdiam dan duduk semakin dalam dengancat yang masih menempel di punggung. Tempat duduk yang mereka duduki ternyata bertuliskan,
-
Biarkanlah mereka berdua
bernostalgia kawan, kita lanjutkan percakapan ini.
Dengan raut muka kesal bukan
kepalang, tukang dasater mulai merajut kasih dengan rajutannya yang belum
selesai, dan kemudian berpaling ke tukang sate. Tukang sate siap-siap dengan
membuka telinganya dan cotton but di tangan kirinya. Mereka berdua
seakan-akan tengah memainkan sebuah drama romantic layaknya romeo dan suzanna.
-
Tukang dasater: “Aku baru sadar.”
Tukang sate: “baru sadar? Selama ini
kau anggap aku apa!”
-
Duh semakin galau tukang sate,
ironi.
-
Tukang dasater: “bukan begitu! Aku
baru menyadari kalau kamu..”
-
-
Tukang sate mendelik tajam-tajam.
Dengan cotton but masih tergeletak di samping dirinya.
-
-
Tukang dasater: “bah! Tak usah
kau terlalu mencemaskan.. aku tak akan menagih utang kau hari ini! Mungkin lusa..
aku lanjut ya.. aku tuh baru sadar, selama ini sudah 2 bulanan lebih odol aku
belum habis tahu. “
Tukang sate: “terus? Urusannya dengan
aku apa lahhh…”
Tukang dasater: “kamu perhatikan
deh, kalau kamu beli pasta gigi yang berukuran besar, pasti cepat kali odol itu
abis. Tapi kalau kamu ganti odol besarmu dengan odol berukuran kecil, maka kau
bakal lama menghabiskannya..”
Tukang sate: “ah… alasan yang logistic.
Aku tak percaya! Kau pasti mau ngadalin aku yaa…”
-
-
Tukang dasater: “aku tak
main-main, aku sekarang bakal serius sama kamu, bener!” matanya tambah melotot
lebih dalam.
-
Jadi, suasana malam itu giliran
tukang dasater dan tukang sate saling pelotot, matanya semakin dalam seperti
telor mata sapi. Romantis.
-
Tukang dasater: “kamu tahu kan? Misteri
pasta gigi berdarah? Kata orang-orang tua zaman dahulu. Aku saking cerdasrnya, masih percaya hal itu lohh. Tahu gak!?? Semakin lama kau memakainya, maka odol itu akan semakin
habis! Apa itu gak aneh coba??”
Tukang sate: “duh.. burung
hantunya semakin indah ya dek..”
-
Ngelantur kah mereka??
-
Tukang dasater : “apa mungkin ini……”
Tukang sate : “TAKDIR!”
-
0 Comments
Gak usah ragu-ragu buat ninggalin jejak disini, karena gw rasa kita sama-sama satu nasib satu sepenanggungan sebagai manusia paling galau di dunia.. huehuee